Minggu, 24 Oktober 2010

Harga Sebuah Kepercayaan

Dalam kehidupan dalam segala bidang kita memerlukan untuk besosialisasi dengan orang lain.. Tentunya dalam bersosialisasi tsb tidak semua orang akan mau berhubungan dengan kita. Salah satu alasan kenapa orang lain mau berhubungan dengan kita adalah karena kita dipercaya orang lain.. Karena keberadaan kita mungkin bisa berpengaruh kepada orang lain tsb.

Nah, pertanyaannya sekarang adalah....

Apakah kita dapat dipercaya? Seberapa besar kita dapat dipercaya? Mengapa kepercayaan begitu penting?

Yah..... menurut saya kepercayaan adalah sebuah "attraction/daya tarik" tersendiri dan memegang peranan penting dalam kesuksesan seseorang.. kenyataan menunjukkan bahwa banyak sekali orang pintar dan mempunyai gelar serta kedudukan.... tetapi tanpa adanya kepercayaan.......... semuanya sia2 belaka... tinggal menunggu waktu semuanya akan hilang dan habis... sebaliknya orang dengan hanya bermodalkan kepercayaan saja.......... kadang kala bisa memiliki segalanya... karena dengan kepercayaan itu orang lain akan meberi & mempercayakan sesuatu yang berharga.. Bahkan Nabi Muhammad SAW juga dijuluki "Al-Amien" yg artinya orang yg dapat dipercaya....... masyaAllah... begitu berharganya artik kepercayaan tsb..

Mendapatkan sebuah kepercayaan itu mungkin susah. tetapi lebih sulit lagi mempertahankan kepercayaan yg diberikan.............

Ada du faktor yg mempengaruhi kepercayaan. Yaitu kejujuran dan kemampuan............ Agar hal itu tetap ada pada kita, maka untuk kejujuran kita harus selalu konsisten dengan kejujuran kita.. harga mati untuk sebuah kejujuran... sedangkan untuk kemampuan, senantiasa harus terus mengasah kemampuan dan meng up date kemampuan agar sesuai dengan perkembangan jaman........ Adalah yg pasti akan bilang.......... hari ginie.... msh jujuuuuuuur.. mati aja sono ke laot!.. he..... kadang kala jargon spt itu membuat hati kita ciut.. tapi sudah ada contoh.. Rasulullah SAW adalah seorang yg jujur.. Dikenang sepanjang masa...... sebagai suri tauladan.... Akan banyak memeng cobaan dan godaan..... jika kita tetap percaya&berpegangan pada Agama/Kepercayaan maka pasti akan ada orang lain yg akan melihatnya dan kesuksesan akan menghampiri kita.. Amien............

Nilai yg dapat dipetik:
- Kepercayaan sering dianggap kecil, tapi berpengaruh sangat besar.
- Kepercayaan tidak dapat dinilai dg materi karena terlalu mahal harganya.
- Lebih baik mati dari pada hidup tidak dapat dipercaya.

Penulis : Afandi

Sabtu, 23 Oktober 2010

Kebodohan vs Kemiskinan

Yah.. ke-2 kata di itu saling berkaitan.. dan menurut saya hal tsb adalah hukum sebab akibat...
jikalau di buat kalimatnya......

Kebodohan menyebabkan kemiskinan....
Kemiskinan menyebabkan kebodohan....

Apakah itu benar? Ya.....kenyataan membuktikan bahwa itu benar lah adanya... ke-2 kata itu bisa juga disebut sebagai "lingkaran setan"... kenapa bisa dibilang seperti itu? karena lingkaran itu bisa menjadi warisan yg turun temurun.. karena orang tuanya bodoh.... maaf... maka anaknya akan menjadi bodoh... dan karena orang tuanya miskin... maaf... maka anaknya akan mjd miskin....lalu yg lebih penting sekarang adalah bagaimana cara untuk memotong lingkaran setan itu?

Obat yg ampuh untuk memutusnya adalah dg ILMU... Iya karena akar permasalahan tsb terletak pada kebodohan.. Dan kebanyakan orang salah persepsi.. bahwa untuk mendapatkan ILMU hanya bisa ditempuh dg jalur pendidikan di lembaga resmi.. Mungkin benar kalau lembaga resmi adalah salah satu tempat mencari ILMU... tp bukan satu2nya mksdnya.... ILMU itu dimana saja bisa kita dapatkan.. Apa yg dapat kita pelajari sebagai manusia normal adalah ILMU.. bahkan sebenarnya ILMU itu adanya d luar... Yg ada d buku & d sekolah itu hanya pencatatan dari apa yg ada di luar..

Lha kalo ada pertanyaan.. bagaimana untuk mencari kerja dg adanya ILMU tapi tidak ada gelar? nah itulah lg... nanya muluuu... tp g mo belajar!... he... Ginie... saya yakin para recruiter mencari employee dg prinsip "tidak mencari kucing dlm selimut"........... he..... maksudnya? ya iya lah...... bgmn tahu kemampuan employee tsb kalau tidak dg hal2 lainnya yg membuktikan bhw calon employee tsb benar2 mampu.. spt nilai lah, asal sekolah/kuliah lah, sertifikat lah, surat kelakuan baik lah, rekomendasi lah, dll... semua syarat itu hanya untuk memastikan bhw calon employee tsb benar2 mampu&sesuai dg kualifikasi yg didinginkan.. Kalau syarat2 itu sdh anda miliki, yakinlah bahwa ujung2nya psti ILMU/kemampuan jugalah yg ditanyakan.. Bahkan kadang2 ditambahkan tes praktek segala.... yah... ini cerita kalau kita ingin mencari kerja... sebagai contoh saja..

Lain lagi cerita  kalau mau mencari peluang lain yah... Dg adanya ILMU maka kita akan bisa menghadapi segala tantangan kehidupan ini....... Coba kalau negara indonesia ini memajukan dunia pendidikan... Sebentar saja....... hanya beberapa dekade saja...... saya yakin wajah Ibu Pertiwi kita akan berubah menjadi ceria... pasti akan ada hasilnya d kemudian hari....... kalau mendengar biaya perguruan tinggi skrg NGERI org bilang.... tdk mungkin lah anak org yg mencari makan saja susah apalagi mikirin mau kuliah... pdahal ada kemampuan dan kemauan... jika org tahu bahwa sebenarnya modal kemampuan dan kemampuan itulah yg dibutuhkan dalam mencari ILMU... tetapi jgn gara2 tidak mendapat fasilitas penerintah lantas kita tidak mau mencari ILMU.. Seperti penjelasan sebelumnya.. ILMU itu bisa dicari dan didapatkan di mana saja.... percayalah bahwa dg anda mempunyai kemampuan dan ILMU maka akan membuat hidup anda lebih berarti.. dan sebagai efeknya juga akan ada orang lain yg akan menghargainya..... walaupun ILMU itu sendiri sebenarnya tidak ada harganya....... he.... Pada intinya dg ILMU lah kita bisa belajar dan dg belajar dan berusaha kita bisa melakukan lebih.. Bahkan mendapatkan lebih bukan hanya materi dunia.. tetapi kepuasan bathiniah juga.. he........

nb : recruiter : karyawan/lembaga lain yg dipercaya mencari karyawan sesuai dg kualifikasi yg diinginkan.
      employee : karyawan.

Ditulis oleh : Afandi

Sabtu, 16 Oktober 2010

Melayani ala Hideyoshi

Melayani adalah ungkapan yang sangat indah sekaligus paling penting di tempat kerja. Berbagai perusahaan menggunakan kata-kata pelayanan untuk memikat para pelanggannya. Sebuah bank terkemuka, misalnya, menuliskan slogannya “Melayani dengan hati.” Seakan ingin melakukan diferensiasi sekaligus menegaskan intensitas
komitmennya yang lebih tinggi sebuah bank terkemuka lainnya menuliskannya dengan lebih tegas lagi, “Melayani dengan sepenuh hati”
Melayani memang sebuah hukum alam yang terpenting dalam bisnis. Hanya mereka yang melayanilah yang akan memenangi persaingan. Mereka yang mengabaikan hukum ini akan tergusur, bahkan tidak punya hak untuk hidup.
Pelayanan memang merupakan sebuah hukum bisnis, sebuah cara Tuhan ikut campur dalam kehidupan kita dengan cara menyingkirkan siapa yang baik dan tidak baik, siapa yang profesional dan tidak profesional.
Dalam banyak kesempatan saya sering ditanya bagaimana cara melayani dengan sepenuh hati ini. Ada sebuah contoh inspiratif yang ingin saya bagikan di
sini mengenai seorang manusia luar biasa yang telah menerapkan prinsip ini sepanjang hidupnya.
Dia bernama Toyotomi Hideyoshi, seorang pemimpin legendaris Jepang abad ke-16 yang telah menyatukan Jepang dan mengakhiri era perang saudara. Sampai hari ini, lebih dari 400 tahun setelah kematiannya, semua anak sekolah di Jepang mengenal namanya, sementara tak terhitung jumlah biografi, novel, drama dan film – bahkan video game – menceritakan kembali kisahnya atau menampilkan karakternya.
Sepenuh hati
Jangan membayangkan bahwa Hideyoshi adalah seorang samurai yang hebat serta keturunan para bangsawan. Dia sama sekali jauh dari kehidupan semacam itu.
Dia lahir dari keluarga miskin, tinggi badannya 150 cm, berat 50 kg, bertubuh bungkuk, tidak atletis, tidak berpendidikan, serta berwajah merah
dan keriput sehingga dia dijuluki “Monyet” seumur hidupnya.
Namun, Hideyoshi memiliki kemauan sekeras baja, otak setajam silet, semangat yang tak kunjung padam, dan wawasan yang mendalam tentang manusia. Inilah yang membuat dia yang tidak memiliki kemampuan bela diri tersebut berhasil mengungguli para pesaingnya yang berdarah biru untuk kemudian menjadi penguasa seluruh Jepang.
Di mana letak rahasianya? Setelah mempelajari sejarah hidupnya dalam *The Swordless Samurai* yang ditulis *Kitami Masao*, saya berani menyimpulkan
bahwa kunci sukses Hideyoshi dapat disimpulkan dengan satu kalimat kunci: Melayani Dengan Sepenuh Hati.
Ada banyak hal yang bisa kita teladani darinya, tetapi satu hal terpenting adalah pengabdian. dia mengatakan, “Orang-orang berdedikasi padaku karena
aku juga mendedikasikan diri kepada mereka.” Dedikasi dan pengabdian adalah kata-kata yang sederhana, bahkan terdengar terlalu sederhana, padahal inilah kunci terpenting dalam memelihara loyalitas pelanggan.
Ada banyak cerita yang dapat menunjukkan betapa setianya Hideyoshi- yang memulai kariernya sebagai pembawa sandal-kepada atasannya, Lord Nabunaga, yang selalu memanggilnya dengan sebutan “Monyet”.
Para pembaca yang budiman, dapatkah Anda membayangkan bahwa pada suatu musim dingin yang membeku, Hideyoshi menunggu Lord Nabunaga di luar rumah kayu tempatnya mengadakan rapat sambil memegangi sandalnya?
Hideyoshi merasa sangat kedinginan tetapi dia tidak ingin sandal atasannya menjadi dingin. Karena itu dia mendekap erat sandal tersebut di dadanya
untuk menghangatkannya. Lord Nabunaga sendiri begitu terharu menyaksikan pengorbanan yang luar biasa dari bawahannya ini.
Dapatkah juga Anda membayangkan bagaimana Hideyoshi “memilih” caranya untuk hidup? Dia tahu persis bahwa atasannya senantiasa beraktivitas sepanjang waktu. Karena itu dia memilih kamar yang terdekat dengan pintu masuk kastil.
Tempat tidurnya terbuat dari tumpukan jerami yang tersebar di lantai tanah, tetapi dengan beristirahat di sana dia bisa terus memantau dan menangkap
pergerakan Lord Nabunaga serta merespon keinginannya secara sangat cepat meskipun dia tidak pernah merasakan tidur yang nyenyak sepanjang malam!
Dengan cara seperti ini Hideyoshi bukan hanya melayani melainkan juga dapat mengantisipasi segala pernak-pernik kebutuhan atasannya dengan sepenuh hati.
Ketika suatu pagi terjadi kebakaran di kastil dia telah terbangun jauh sebelum tanda bahaya diserukan dan secepat mungkin mempersiapkan kuda untuk
atasannya. Maka tatkala sang atasan bergegas akan menyelamatkan diri, dia muncul dengan kudanya yang sudah berpelana dan bisa langsung ditunggangi atasannya.
Bahkan ketika suatu ketika Lord Nabunaga berkemah dalam suatu situasi yang penuh dengan kepungan kabut, setiap malam dia mendengar suara orang yang berkeliling di area perkemahan setiap malam sambil berteriak, “Tetap waspada!”
Saking penasarannya Nobunaga kemudian mencari identitas si penjaga malam dan terhenyak serta begitu terkesan begitu tahu bahwa orang itu tidak lain tidak bukan adalah anak buahnya yang setia: Hideyoshi.
Yang menarik, walaupun orang-orang di sekitarnya sering menganggap remeh pekerjaannya, Hideyoshi melakukannya dengan sepenuh hati dan jiwa. Dia senantiasa berpendapat bahwa tidak ada pekerjaan yang remeh. Bukankah pekerjaan sekecil apa pun adalah mulia bila dilakukan untuk melayani orang lain?
Pembaca yang budiman, inilah sebuah contoh yang luar biasa mengenai melayani dengan sepenuh hati.

Mengatasi Depresi

Dalam Menggapai sukses tak jarang orang akan menghadapi depresi atau tekanan pada jiwa atau mentalnya, ketika Dipecat dari pekerjaan? Tidak lulus ujian? Tidak jadi dipromosi? Kalah dalam sebuah kompetisi? Ditipu orang lain? Usaha bangkrut? Divonis dokter terkena penyakit parah? Dililit hutang berkepanjangan? Berkali-kali gagal mendapat pekerjaan?
Depresi dapat diartikan sebagai kondisi batin yang tertekan, dan dapat mengakibatkan hilangnya harapan hidup, makna hidup, menurunya atau bahkan hilang sebuah motivasi, malah terkadang menghilangkan rasa percaya kepada diri sendiri.
Depresi terjadi karena tekanan hidup yang terlalu berat dan jiwa atau fikiran kita tidak mampu untuk menahanya, memang kenyataanya hidup ini lebih kejam dari yang kita bayangkan
Semua orang pasti ingin memperbaiki atau mengatasi depresi yang terjadi tetapi malah banyak orang yang terkdang salah langkah dalam mengatasi permasalahan depresi ini, malah tips yang diberikan atau di dapatkan bias membuat orang tersebut semakin dalam terjerembab dakam depresi, beberapa hal ini bisa menyebabkan depresi yang semakin parah:

1. Hanya sekedar mencari tahu cara menghilangkan depresi
Banyak buku, tulisan, motivasi, tekni dari buku, internet, seminar yang mengajarkan tentang cara menghilangkan depresi, tetapi terkadang kita hanya sekedar tahu, tapi banyak dari kita yang tidak mau untuk melaksanakan. Semua tips dari buku, tulisan, motivasi, tekni dari buku, internet, atau seminar akan bisa berguna ketika kita berusaha berjuang dengan mengobarkan semangat untuk berusaha untuk mengatasi depresi dan tidak berguna kalau kita duduk dan diam saja, atau hanya sekedar tahu saja.
2. Melihat diri negatif
Banyak dari kita selalu melihat diri kita sendiri, misal , saya muak melihat diri saya, hidup saya sudah hancur dan tidak bisa diperbaiki lagi, Buat apa saya pertahankan rumah tangga ini, saya hanya bisa bekerja seperti ini, hal ini adalah definisi atau kesimpulan atau label tentang diri sendiri yang kita buat sendiri. Kita harus berubag untuk mengatasi depresi yang kita miliki.
3. Menolak atau skeptis terhadap saran, pendapat atau bantuan orang lain.
Atau kita tahu tetapi banyak orang yang terkdang menolak atau tidak percaya terhadap bantuan orang lain, terkadang kita tidak terbuka, atau menutup diri, atau bersembunyi dalam keadaan yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa, padahal kita membutuhkan bantuan atau uluran tangan orang lain dengan membuka diri
.
4. Mencari kambing hitam
Selain 2 faktor kegagalan mengatasi depresi adalah kita sering mencari kambing hitam atau menyalahkan keadaan atau orang, kita memang tahu hidup di dunia ini selalu penuh tekanan, tetapi sangat berbahaya dan akan memperparah keadaan kita jika kita hanya selalu meratapi, menyalahkan keadaan sekitar, orang lain, lingkungan atas ketidak berdayaan kita menghadapi tekanan. Untuk mengatasi depresi kita harus berinisiatif untuk mencoba mengatasi depresi yang terjadi.
5. Kurang Kreatif atau rutinitas
Yang membuat depresi makin parah adalah tekanan yang terjadi secara berulang-ulang menekan diri kita dalam segala waktu, saat kita terjebak rutinitas hal tersebut akan memperparah depresi yang kita alami, sebaiknya dalam hidup harus seimbang 1.) kegiatan rutin 2.) Kegiatan Keagamaan 3.) kegiatan bermain atau mencari hiburan “Work hard play hard”
6.Menolak kenyataan yang ada
Kita terkadang tidak mampu melihat kenyataan, dan berusaha keras menolaj keadaan hal ini akan memperparah depresi itu makin mencengkeram. Cobalah ikhlas atau siap dalam menerima keadan, maksudnya menerima untuk memperbaiki, perlu diingat Trauma yang abadi di adalah penderitaan yang tidak diikuti dengan perbaikan.
7. Lupa Atas kehadiran tuhan/agama
Kita perlu menyadari kehadiran tuhan itu penting, seseorang yang terlalu membangkan akan kemampuan pemikiranya akan selalu bergelut dalam suatu permasalahan, agama atau keberadaan Tuhan YME, akan memberi nuansa lain dalam kehidupan, agama selalu mengajarkan seseorang berusaha berubah, seorang dapat menerima keadaan, pasrah, dan percaya ada kekuatan lain yang bisa membantu nya. Keadaan pasra dan tuhan akan membawa kedamaian dan dapat menjadi suatu alternatif dalam mengatasi depresi
8. Semua harus seperti yang disarankan (perfeksionis)
Budaya instant yang membuat orang berfikir semua bisa terjadi penyembuhan atas depresi secara tepat dan pas sesuai dengan yang diharapkanya menghambat upaya kita mengatasi masalah depresi. Perlu diingat mengatasi depresi butuh proses yang berkelanjutan, dan jika kita menolak proses itu bukan malah cepat tetapi malah semakin lama.
 Delapan hal yang saya jabarkan diatas adalah beberpa kesalahan yang sering dilakukan kita dalam mengatasi depresi yang kita alami, terkadang banyak orang yang semakin parah kondisi depresinya, dan dapat mengakibatkan orang yang terkena depresi semakin tertutup, semakin tidak persuasif, semakin tidak bijak, semakin sempit, semakin tertutup dan sejumlah “semakin” yang negatif lainnya.
Lalu bagaimana sih cara mengatasi depresi yang lebih tepat, mungkin saya akan menjabarkan sedikit dari sedikit pengetahuan yang saya miliki tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi depresi, ingat kesuksesan dapat diraih ketika kita bisa mengatasi depresi, berikut hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi rasa depresi anda:
1. Percaya diri dan buatlah citra positif pada diri anda Kembali menemukan rasa percaya diri adalah awal yang baik untuk mengatasi rasa depresi anda, dan berusaha untuk memandang diri kita positif atau bagaimana kita menyimpulkan diri sendiri secara positif. Lalu bagaimana cara buat citra diri positif sih, begini caranya.
- Percaya dan yakin anda adalah pribadi yang luar biasa
- Percaya dan yakin anda adalah pribadi yang baik
- Percaya dan yakin anda memiliki kemampuan yang mumpuni
- Lepaskan semua prasangka buruk terhadap diri sendiei
- Lihat kembali keberhasilan-keberhasilan yang telah anda capai
2. Terus berjuang, jangan patah arang
Terkadang saat depresi melanda kita, daya fikir kita tertutup oleh perasaan salah atau kalah, tenangkan fikiran anda, coba berfikir anda bisa memperbaiki kekalahan atau kesalahan anda, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri di masa depan. Jangan biarkan kita tenggelam ke dalam masa lalu yang buruk dan lupa meng-imajinasi-kan masa depan yang lebih bagus. Padahal, masa lalu itu sudah tidak bisa diubah. Padahal, masa depan itu masih sebuah “Kesempatan Emas”. Coba olah kembali beberapa hal berikut untuk masa depan anda.
- Coba buat rencana apa yang harus diperbaiki atas hal yang membuat anda depresi
- Reset ulang renca atau tujuan yang anda inginkan, coba kembali menyusun melihat apa yang anda ingin capai, buat kembali tujuan sukses anda
- Buat rencana jangka pendek sebagai bagian jangka panjang sukses anda.
Tiga hal di atas perlu dilakukan dengan catatan harus realistis: bisa dilakukan dari mulai hari ini, dengan menggunakan sumber daya yang sudah ada, dan dari lokasi hidup di mana Anda saat ini berada. Hindari membuat program atau target yang “mengkhayal” atau hanya berfantasi atau terlalu tinggi sehingga tidak bisa dilakukan dan tidak bisa diraih.
3. Membatasi rasa tidak puas diri
Kembali tentang depresi, depresi dapat terjadi karena tekanan-tekanan hidup, apa yang menyebabkan tekanan, adalah keadaan ketidakpuasan diri terhadap dirinya sendiri.sebenarnya hal ini bisa bermakna positif dan bisa negatif, tergantung bagaimana kita menggunakan. Rasa puas yang bersifat membangun dan mendorong adalah rasa puas yang baik, sangat kita butuhkan, kadang disebut ambisi yang bisa menghasilkan semangat, dan menimbulkan motivasi diri. Jika PHK, Putus percintaan, terus dalam tekanan bos, Kebangkrutan telah membuat Anda menjadi depresi, sebaiknya anda jadikan Hal tersebut untuk berubah, berinovasi, merubah tujuan,memperbaiki skill, membangun karakter yang lebih positif, dan seterusnya. Ini jauh lebih positif ketimbang kita hanya merasakan depresi, mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain.
4. Memperbaiki hubungan
Terkadang kita terlarus dalam hal yang rutinitas, kita lupa memperbaiki hubungan Wilayah hubungan yang perlu diperbaiki adalah: a) hubungan dengan diri sendiri: control diri, meditasi, dialog diri, dll, b) hubungan dengan orang lain dan c) hubungan dengan Tuhan (meningkatkan iman). Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri akan membuat kita cepat mengontrol atau menarik diri dari keadaan yang tidak menguntungkan kita. Kalau kita sadar bahwa kita sedang depresi dan sadar bahwa kita harus segera mengambil tindakan, tentunya ini akan beda persoalannya.
- Memperbaiki hubungan dengan manusia
Relasi dengan manusia membantu usaha yang kita lakukan dalam mengatasi depresi. Kita tetap harus ingat bahwa manusia itu bisa digolongkan menjadi dua: a) ada manusia yang menjadi sumber depresi buat kita, dan b) ada manusia yang menjadi bantuan solusi atas depresi. Yang kita butuhkan (sebanyak-banyaknya) adalah manusia kelompok kedua. Jangan sampai kita menjauhi semua manusia, trauma kepada semua manusia, atau tidak percaya pada semua manusia.
- Memperbaiki hubungan dengan Tuhan
Ada banyak jalan menuju roma, kita bisa memperbaiki hubungan dengan tuhan dengan antara lain: a) meningkatkan iman, b) menjalankan ajaran agama yang kita pilih sampai benar-benar kita merasa dan meyakini ada semacam “kebersamaan”. Kebersamaan di sini bukan kebersamaan yang “halusinasi” (tidak berdasar dan tidak berefek), tetapi kebersamaan yang mendorong kita untuk melakukan hal positif dan menghindari hal negatif. Kebersamaan seperti ini akan memperkuat dan mencerahkan.
5. Meningkatkan Toleransi
Terkadang kita tidak bisa mentoleransi setiap kesalahan yang kita buat, kita sering menuntut kesempurnaan (dari orang lain, dari diri sendiri dan dari dunia ini). Kita harus lebih toleransi untuk membanun kesempurnanan, Dengan toleransi kita mengusahakan kesempurnaan secara bertahap, perbaikan berkelanjutan. Tidak toleransi dan selalu ingin sempurna lebih mudah terkena depresi pada saat kita ingin mengatasi depresi, misalnya saja kita tidak mau gagal lagi (kemungkinan untuk gagal itu selalu ada), kita anti toleransi terhadap kelemahan orang lain (semua orang punya kelemahan), dan seterusnya.
Jadi solusi di dalam menghadapi depresi itu adalah mampu mengambil keputusan untuk memulai sesuatu kegiatan atau memusatkan perhatian kepada sesuatu yang menarik. Cara mengatasi depresi yang baik adalah dengan cara nenurunkan tingkat kecemasan, atau optimis dalam menghadapi masa yang akan datang. Serta tidak cepat putus asa bila gagal dalam mengerjakan sesuatu, dekatkan diri pada keluarga dan Tuhan. Jangan lupa untuk mencapai sebuah kesuksesan anda membutuhkan kemampuan untuk mengatasi rasa depresi. Jadi dapat mengatasi rasa depresi adalah sebuah langkah awal untuk menggapai sukses.

Paradigma

Sore itu disebuah subway di kota New York, suasana cukup sepi. Kereta api bawah tanah itu cukup padat oleh orang-orang yang baru pulang kerja. Tiba-tiba, suara hening terganggu oleh ulah dua orang bocah kecil berumur sekitar 3 dan 5 tahun yang berlarian kesana kemari. Mereka berdua mulai mengganggu penumpang lain. Yang kecil mulai menarik-narik koran yang sedang dibaca oleh seorang penumpang, kadang merebut pena ataupun buku penumpang yang lain. Si kakak sengaja berlari dan menabrak kaki beberapa penumpang yang berdiri menggantung karena penuhnya gerbong itu. Beberapa penumpang mulai terganggu oleh ulah kedua bocah nakal itu, dan beberapa orang mulai menegur bapak dari kedua anak tersebut. “Pak, tolong dong anaknya dijaga!” pinta salah seorang penumpang. Bapak kedua anak itu memanggil dan menenangkannya. Suasana kembali hening, dan kedua anak itu duduk diam. Tak lama kemudian, keduanya mulai bertingkah seperti semula, bahkan semakin nakal. Apabila sekali diusilin masih diam saja, kedua anak itu makin berani.
Bahkan ada yang korannya sedang dibaca, langsung saja ditarik dan dibawa lari. Bila si-empunya koran tidak bereaksi, koran itu mulai dirobek-robek dan diinjak-injak.
Beberapa penumpang mulai menegur sang ayah lagi dengan nada mulai kesal.
Mereka benar-benar merasa terganggu, apalagi suasana pulang kerja, mereka masih sangat lelah. Sang ayah memanggil kembali kedua anaknya, dan keduannya mulai diam lagi.
Tapi hal itu tidak berlangsung lama. Si anak mulai membuat ulah yang semakin membuat para penumpang di gerbong bawah tanah itu mulai marah.
Beberapa penumpang mulai memarahi sang ayah dan membentak.
“Pak bisa mendidik anak tidak sich!” kata seorang penumpang dengan geram.
“Dari tadi anaknya mengganggu semua orang disini, tapi bapak koq diam saja”.
Sang ayah bangkit dari duduknya, menghampiri kedua anaknya yang masih mungil, menenangkannya, dan dengan sangat sopan berdiri dan berkata kepada para penumpang yang ada di gerbong itu. “Bapak-bapak dan ibu-ibu semua, mohon maaf atas kelakuan kedua anak saya ini. Tidak biasanya mereka berdua bertingkah nakal seperti saat ini. Tadi pagi, kedua anak saya ini baru saja ditinggal oleh ibu mereka yang sangat mereka cintai. Ibu kedua anak saya ini meninggal karena penyakit LEUKEMIA yang dideritanya”. Bapak itu diam sejenak, dan sambil mengelus kepala kedua anaknya meneruskan ceritanya.
“Mungkin karena kejadian yang menimpa ibu mereka berdua itu begitu mendadak, membuat kedua anak saya ini belum bisa menerima kenyataan dan agak sedikit shock karenanya. Sekali lagi saya mohon maaf”. Seluruh orang didalam gerbong kereta api bawah tanah itu seketika terdiam. Mereka dengan tiba-tiba berubah total, dari memandang dengan perasaan kesal karena kenakalannya, berubah menjadi perasaan iba dan sayang.
Kedua anak itu masih tetap nakal, mengganggu seluruh penumpang yang ditemuinya. Tetapi, orang yang diganggu malah kelihatan tambah menampakkan kasih sayangnya. Ada yang memberinya coklat, bahkan ada yang menemaninya bermain.
PERHATIKAN KONDISI SUBWAY ITU. PENUMPANGNYA MASIH SAMA.
KEDUA ANAK ITU MASIH NAKAL-NAKAL. Tetapi terjadi perubahan yang sangat mencolok. SUASANA DIDALAM SUBWAY ITU BERUBAH 180 DERAJAT. KENAPA?….
KARENA SEBUAH INFORMASI. INILAH YANG DISEBUT PERUBAHAN PARADIGMA.
Ternyata, batas antara SETUJU dan MENOLAK itu sangat tipis sekali. Dan itu tidak akan pernah dapat ditembus, kecuali oleh sebuah INFORMASI yang benar.
HAPPINESS AND HIGH PERFORMANCE COME TO YOU WHEN YOU CHOOSE TO LIVE YOUR LIFE CONSISTENT WITH YOUR HIGHEST VALUES AND YOUR DEEPEST ONVICTIONS.

Hidup Jangan Tertidur !

Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan “tertidur.” Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan “tertidur.” Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu, tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda. Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui.
Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya. Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan. Itulah contoh tahu tapi tidak sadar! Ada dua hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Pertama, peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah sebenarnya adalah “rahmat terselubung” karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Anda baru sadar nikmatnya bekerja kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis. Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal.
Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, “Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai!” Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, “Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali.” Itulah analogi sederhana dari kematian.
Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati. Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.
Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, “Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.” Manusia bukanlah “makhluk bumi” melainkan “makhluk langit.” Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi.
Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan “rumah” untuk mencari “rumah” yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri. Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam.
Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup! Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan — apalagi dengan menyalahgunakan jabatan — kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup.
Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi. Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar ? Jawabnya: ya! Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah: Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain. Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur dan belum sepenuhnya bangun.
Hidup Jangan Tertidur! oleh Arvan Pradiansyah, penulis buku You Are A Leader!